Stop Laughing Me
01 Mei 2013
Ketika seseorang menampakkan syar’at, entah itu dalam
bentuk ucapan ataupun perbuatan, maka tidak segang-segan orang lain
menertawakannya atau bahkan mengejeknya.
Inikah Islam kita? Mengapa bibir begitu
mudahnya tersungging lebar untuk menertwakan agama atau syar’at? Apakah tujuan hidup kita yang sebenarnya? BAHAGIA? Yang abadikah atau malah yang hanya sementara?
Rasulullah Shallallaahu
‘Alaihi Wa Sallam dipenghujung hidupnya sangat mengkhawatirkan umatnya
hingga beliau menyebutnya sebanyak tiga kali. Lalu apakah kemudian kita pernah mengingatnya?
Kalaupun pernah, sesering apa kita mengingat beliau? Jangan-jangan kitan hanya
lebih banyak mengingat dia daripada ALLAH dan RASUL-NYA. Lebih banyak mengingat
yang haram diharamkan daripada yang dihalalkan. Lebih mencintai yang haram
daripada yang halal. Lebih mneyukai yang haram daripada yang halal hingga yang
baik-baik pun dianggap tidak baik dan sebaliknya yang buruk dianggap baik. Lebih
senang menertawakan kebaikan daripda kemunkaran.
Wallaahu A’lam Bishshawab
MARI MEMPERBAIKI DIRI KARENA ALLAH SUBHANAHU WA TA’AALA.
(Kenapa tidak kita coba saja menembus ruang dan waktu
KEBAIKAN ITU?)

0 komentar:
Posting Komentar